Beberapa temuan yang diperoleh selama penelitian yakni empat kerangka manusia yang diperkirakan sudah berusia lebih kurang 3.000 tahun. Panjang kerangka yang masih utuh lebih kurang dua meter. Peneliti juga menemukan lukisan pada dinding gua yang selama ini belum pernah ditemukan pada berbagai penelitian goa di seluruh Indonesia serta peralatan rumah tangga yang terbuat dari batu.
Demikian dijelaskan Bupati OKU Drs Yulius Nawawi kepada pers di Pendopo Kabupaten OKU, Rabu (4/3) malam. Dalam penjelasannya Yulius Nawawi memang tidak didampingi para peneliti yang sudah pulang ke Jakarta. Dia didampingi Kadin Inforkom Drs Supratman dan dan Kadin Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Yusnardi SH. Yulius menjelaskan penelitian itu dilakukan Puslit Arkenas dipimpin Prof DR Truman Simanjuntak bersama sepuluh anggotanya.
Terkait dengan penemuan ini, Gua Harimau direncanakan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI menjadi prioritas penelitian jangka panjang. Karena itu, tambah Yulius, wilayah Padangbindu akan dikembangkan menjadi objek wisata unggulan karena wilayah tersebut memiliki potensi alam wisata sejarah, wisata budaya dan wisata kepurbakalaan/ilmu pengetahuan.
Menurut dia, para peneliti menjadikan wilayah Padangbindu dan sekitarnya merupakan salah satu lahan penelitian prasejarah penting di Indonesia. “Karena hasil penelitian memperlihatkan secara jelas bahwa wilayah ini memiliki kekayaan tinggalan prasejarah,” jelas Yulius.
Diangkat 2010
Desa Padangbindu dikenal memiliki gua-gua dan ceruk alam yang sangat potensial untuk hunian masa lampau. Karena itu pada tahun 2007 Puslit Arkenas melaksanakan penelitian dengan mengadakan ekskavasi di Gua Karang Pelaluan dan Karang Beringin serta survei di wilayah sekitar Padangbindu.Tahun 2008 penelitian dilanjutkan dengan mengadakan eksplorasi dan ekskavasi di Gua Pelaluan dan ditemukan gua baru yaitu Gua Harimau yang memperlihatkan indikator hunian prasejarah. Selanjutnya tahun 2009 (14-28 Februari 2009) penelitian yang lebih intensif dilakukan kembali di Gua Harimau.
Hasil penelitian menunjukkan Gua Harimau terletak di tengah hutan sekitar satu kilometer di Selatan Desa Padangbindu pada tebing sebuah perbukitan yang menghadap arah Timur. Untuk mencapai lokasi gua harus mendaki lereng yang cukup terjal dengan kemiringan hingga 60 derajat.
Gua ini tergolong luas dengan ukuran pintu masuk dan ruang gua 40-50 meter. Langit-langit atap gua sangat tinggi sekitar 20-35 meter. Selama 14 hari penelitian pada kedalaman lebih kurang 40 centimeter ditemukan empat kerangka manusia yang diduga sudah berumur lebih kurang 3.000 tahun. Setelah dianallisis kerangka tersebut ditutup kembali dan pengangkatan direncanakan tahun 2010.
Dikatakan Bupati Yulius, Pemkab OKU segera menyusun perencanaan penggalian sejarah purbakala dengan memprioritaskan pada pelestarian dan pengamanan benda purbakala. Antara lain membuat museum sejarah kepurbakalaan dan menetapkan wilayah Padangwindu menjadi cagar budaya (kawasan lindung).
Khusus temuan di Gua Harimau, lanjut bupati, akan diambil langkah-langkah pengamanan karena akan dijadikan objek penelitian jangka panjang. Pengamanan juga diperlukan karena dikhawatirkan Gua Harimau dirusak oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab.***(eni-sripo/infokto.net)
Fosil manusia purba berumur lebih kurang 3.000 tahun berukuran sekitar dua meter ditemukan di Gua Harimau Desa Padangbindu Kecamatan Semidangaji OKU oleh tim peneliti Puslit Arkenas
[foto: sripoNews]
Tim Peneliti dari Pusat Arkenas yang dipimpin oleh Prof DR Truman Simanjuntak bersama 10 anggotanya meneliti hasil temuan di mulut Gua Harimau Desa Padangbindu Kecamatan Semidangaji OKU
[foto:sripo]
Lukisan yang ditemukan di dinding Gua Harimau Desa Padangbindu Kecamatan Semidangaji, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan [foto:sripo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar